3. Product

1. Produk Unilever

Majalah Swa bekerjasama dengan Frontier Indonesia, menganugerahi penghargaan Indonesian Customer Satisfaction Award Index (ICSA Index) 2008 kepada 11 brand PT.Unilever Indonesia Tbk.
Produk-produk Unilever yang memperoleh penghargaan tersebut antara lain SariWangi (kategori the celup), Blue Band (kategori margarine) Buavita (kategori minuman sari buah) siap minum, Pond’s (kategori pelembab wajah), Lifebuoy (kategori sabum mandi padat), Vaseline (kategori hand & body lotion), Rexona (kategori deodorant), Clear (kategori shampoo), Pedsodent (kategori pasta gigi), Sunlight (kategfori sabum cuci piring) dan Molto (kategori pewangi dan pelembab pakaian).
“Penghargaan ini memiliki arti penting bagi Unilever karena merupakan salah satu parameter untuk menilai seberapa jauh kepercayaan dan kedekatan masyarakat terhadap produk-produk Unilever<’ ujar Head of Corporate Communication PT.Unilever Indonesia Tbk Maria Dewantini Dwianto dalam siaran pers yang diterima Surabayawebs.com di Jakarta kemarin.
Menurut dia, dengan diberikannya penghargaan itu membuktikan kedekatan Unilever bersama produk-produknya di hati masyarakat di tanah air. Katanya, sebagai perusahaan yang telah eksis sejak 75 tahun lalu di Indonesia, tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia. “Kami merasa bahagia sekali dan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat di seluruh pelosok Nusantara,” jelasnya kemudian.
Penghargaan ICSA Index 2008 itu merupakan parameter kinerja perusahaan Unilever buah kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk Unilever. “Moment ini juga kami harapkan menjadi motivator bagi karyawan untuk terus melakukan inovasi, solusi, kreativitas, aktivitas produk dan terus membangun citra produk agar hubungan erat dapat terjalin baik dengan konsumen.
ICSA Index adalah survey kepuasan pelanggan yang mencakup semnua bidang industri. Baik manufaktur maupun jasa. Hasil survey ini diharapkan bisa menggambarkan secara nyata wajah kepuasan pelanggan di tanah air.
Majalah SWA dan Frontier menggelar surver ini merupakan tahun yang ke sepuluh. Survei pertama 1999. Sejak itu tiap tahun SWA rutin mempublikasikan ICSA Index. Survei dilakukan di 6 kota besar di Indonesia. Yaitu Makasar, Medan, Surabaya, Semarang, Bandung dan Jakarta.
Sebanyak sebelas produk Unilever yang kembali berhasil meraih penghargaan ICSA Index 2008 berdasarkan pengukuran lima parameter. Yaitu nilai akhir kepuasan pelanggan (total satisfaction score/TSS), kepuasan terhadap produk/pelayanan (quality satisfaction score/QSS), kepuasan terhadap harga berdasarkan kualitas yang diterima (value satisfaction score/VSS), persepsi tingkat kebaikan dari merk yang digunakan secara keseluruhan (kualitas produk/layanan, harga dan fakktor lain) dibandingkan dengan merk-merk lainnya (Perceived Best Score/PBS) dan Ekspektasi terhadap merk (Expectation Score/ES).


2. Tango Wafer Renyah Susu Vanilla OT (Orang Tua) - Snack Makanan Ringan


A. Informasi Produk
Nama Produk : Tango Wafer Renyah Susu Vanilla
Co-Branding : OT / Orang Tua
Brand Induk : Tango Wafer Renyah
Kategori : Susu Vanilla
Jenis Produk : Makanan Ringan / Snack
Kemasan : Plastik Berat Bersih 30 gram
Warna Kemasan : Merah, emas, putih dengan latar belakang biru.
Komposisi : Tepung terigu, gula, lemak nabati, susu bubuk, dekstrosa, lesitin kedelai, garam, tepung telur, soda kue, vanillin.
Harga Perkiraan : Rp. 1.500,-
B. Foto / Gambar Produk
- Tidak Tersedia -
C. Informasi Nilai Gizi / Kandungan Nutrisi
Takaran Saji : 30 gram (6 potong) / Jumlah Sajian Per Kemasan : 1
- Total Kalori : 152
- Kalori dari lemak : 64
- Lemak total : 7 gram / 13%
- Lemak jenuh : 4 gram / 20%
- Protein : 2 gram / 4%
- Kolesterol : 12 miligram / 3%
- Karbohidrat total : 20 gram / 6%
- serat diet : 0 gram / 0%
- gula : 9 gram
- Sodium : 44 mg / 2%
% AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 diet kalori

3. Produk Mayora


PT Mayora Indah Tbk (IDX: MYOR) atau Mayora Group adalah salah satu kelompok bisnis produk konsumen di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 17 Februari 1977. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 Juli 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT Unita Branindo sebanyak 32,93%.

Produk

Grup Mayora memproduksi beberapa lini produk, yakni:

4. STRATEGI PENETAPAN NAMA PRODUK
A. Definisi Pengertian Merek / Merk / Brand
Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.
Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.
Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :
1. Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.
2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc), simbol orang tua berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.
3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dan lain sebagainya.
B. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merek
1. Manufacturer Brand
Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.
2. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan lain sebagainya.
- Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.
C. Strategi Merek / Merk (Brand Strategies)
Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai berikut di bawah ini :. Individual Branding / Merek Individu
Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.
2. Family Branding / Merek Keluarga
Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari garudafood yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh lain misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.


5.Produk Warisan Budaya Produksi Batik Harus Digenjot


Jakarta - Produksi batik nasional masih bisa ditingkatkan dari saat ini, sehingga bisa meningkatkan kontribusinya dalam ekspor produk tekstil. Dengan ini, batik akan terus menjadi salah satu produk kreatif berbasis budaya bangsa yang menjadi andalan untuk menghasilkan devisa.

"Produk tekstil kita menyumbangkan devisa mencapai Rp 50 triliun ke kas negara. Batik adalah bagian dari industri tekstil, dan kapasitasnya bisa digenjot hingga empat kali lipat," kata Menko Kesra Agung Laksono saat membuka Seminar Dinamika Batik Indonesia dan Pameran Batik Ikon Budaya Bangsa di aula Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) Depok, Rabu (6/10).

Menurut Agung Laksono, batik Indonesia merupakan salah satu ikon budaya hasil kearifan bangsa Indonesia. Diperkirakan lebih dari 800.000 perajin dan pengusaha batik tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia. "Potensi bisnisnya cukup besar, dan masih bisa digenjot untuk menambah devisa dari sektor industri kreatif berbasis budaya," tuturnya.

Agung Laksono juga meminta agar masyarakat tetap melestarikan produk batik yang telah dikukuhkan oleh United Nation of Education & Social Culture Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia nonbenda, salah satunya dengan berkomitmen terus memakai batik dalam berbusana, setidaknya satu hari dalam sepekan.

"Untuk hari pemakaian batik, kami serahkan kepada instansi pemerintah dan pemerintah daerah setempat. Apakah itu hari Senin, Selasa, atau Jumat. "Pemerintah pusat tidak akan mengatur hari pemakaian batik ini," kata Agung Laksono.

Dia juga mengajak masyarakat agar bangga dan cinta terhadap warisan budaya Indonesia, termasuk produk batik. "Kalau bukan kita sendiri yang menjaga warisan budaya, siapa lagi? Jangan sampai ada teknologi modern di luar negeri sana yang membuat desain dan motif seperti batik. Ini bisa menjadi ancaman atas kelanggengan batik nantinya," katanya.

Menurut Agung, para pakar dan pemerhati budaya berkumpul dan menuangkan pikirannya dalam seminar Dinamika Batik Indonesia 2010. Dengan ini diharapkan bisa merumuskan langkah konkret untuk menyelamatkan, melestarikan, dan memanfaatkan batik, terutama melalui inovasi dan kreativitas untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Melalui kegiatan pameran seperti ini, batik bukan sekadar didudukkan sebagai warisan budaya yang digelar secara seremonial, tetapi juga untuk digali dan dikembangkan menjadi kekuatan jati diri bangsa, sehingga mampu menjadi inspirasi bagi kemandirian ekonomi, memperkuat daya saing, dan meningkatkan peradaban bangsa," kata Agung Laksono.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, jumlah industri kecil dan menengah (IKM) batik mencapai 48.300 unit usaha yang menyerap 792.300 tenaga kerja dengan nilai ekspor 110 juta dolar AS. (Singgih BS/Andrian)